KATA PENGANTAR
Dengan bersytikur kepada Tuhan Yang Maba Kuasa dan mengucapkan selawat dan salam kepada Nabi Besar Muhammad Junjungan kita, kami mempersembabkan jilid pertama dari terjemaban kitab "IHYA'-ULUMIDDIN" karangan ulama besar Hujjatil-Islam Abi-Hamid Al-Ghazali keharibaan para pembaca yang mulia.
Tujuan kami dengan penyalinan ini, iaiah hendak memperkenalkan isi kitab besar yang amat termasyhur itu kepada saudarasaudara yang tidak memahami bahasa Arab, sebagaimana telah diperkenalkan oleh penulis-penulis lain dengan menyalinkannya kedalam babasa Inggeris, Perancis, Jerman dan lain-lain.
Menurut setabu kami, belumlah ada penyalinan lengkap dari Ihya • ke dalam babasa kita. Kalaupun ada selama ini, barulab merupakan penyalinan sebabagian atau beberapa bab yang dipandang penting penyalinnya. Dari itu, untuk mengisi kekosongan tersebut, maka kami memberanikan diri menyalinkannya dengan lengkap.
Cara yang kami tempuh, tidaklab penyalinan itu merupakan penyalinan harfiab, tetapi penyalinan isi dan mllksud, yang dapat dicocokkan dengan babasa Arabnya. Sehingga bagi pembaca terjemaban ini, dapat mengetabui seluruh isi dan maksud dari Ihya' seperti membaca dalam bahasa aslinya-bahasa Arab. Kami berusaha benar-benar memilih susunan bahasa yang mudah, sebagaimana Al-Ghazali sendiri menyusun kitabnya baik Ihya' atau lainnya dengan bahasa yang mudah, tetapi indah. Hanya bedanya, Al Ghazali dengan gaya babasa yang hidup bergelora, didukung oleh kebesaran dan kemasyhuran dirinya dan itu tidak ada pada diri kami.
Untuk menambabkan penjelasan, kami letakkan nama surat dan nomor ayat dari Al-Qur'an sesudah kami salinkan isinya, ha! mana yang demikian itu tidak ada pada Ihya'. Kami buatkan demikian, supaya mudah dilihat dalam Al-Qur'an bila diperlukan.
Kami menterjemahkan, mengalih bahasa dan sekedar itu saja.
Kami tidak mengemukakan sedikitpun pendapat kami didalamnya. Terserah kepada pembaca sendiri akan menilainya, sesuai atau tidaknya dengan kupasan dan buah pikiran ulama besar itu, yang t.elah hidup sembilan abad yang lampau. Lain halnya, dengan Dr. Zaki Mubarak, yang membuat disertasi untuk memperoleh gelar kesarjanaannya, dengan judul "Al-Akhlaq Inda'! . Ghazali", mengecam habis-habisan akan isi Ihya' , dimana yang tidak disetujuinya. Maka amat jauhlah kami dari yang demikian.
Adapun aslinya dalam bahasa Arab, Ihya' itu terdiri dari em pat jilid besar, maka akan kami jadikan semua jilid itu menjadi delapan jilid dalam bahasa Indonesia. Sebab kalau sejilid dalam bahasa Arab itu dibuat sejilid pula dalam bahasa Indonesia, maka akan tebal sekali, lebih dari seribu halaman.
Dengan membaca kitab Ihya' itu, dicelah-celah kupasannya yang menarik dan berkesan, maka secara tidak langsung kita dapat menyelami keadaan suasana ummat [slam dimasa itu, baik dari segi sosial, politik dan lainnya.
Saya mengucapkan terima kasih dan syukur dengan setu lus-tulusnya kehadapan J.M. Menteri Agama Bapak K.H. Saifuddin Zuhri dan kehadapan Al-Fadlil Al-Ustadz Dr. H.A. Malik Karim Amrullah (Dr. HAMKA) atas sarnbutan beliau-beliau itu atas karya saya yang tidak sepertinya ini, sehingga menambahkan kekuatan bathin, hati dan jiwa saya untuk menyelesaikan karya terjemahan Jhya' ini.
Akhirul-kalam, marilah kita bennohon kehadirat Allah Subhanahu wa Ta'ala, kiranya Dia Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, menurunkan hujan rahmat-Nya kepada AI-Ghazali di dalam kubur dan kepada kita sekalian dengan taufiq dan hidayah. Amin.
Kemudian, di mana gading yang tak retak dan manusia yang tak salah dan lupa. Dari itu, kami mengharap teguran dan kema'afan kepada kami, untuk memperbaikinya pada masa-masa yang akan datang!.
Terima kasih' ..
Penerjemah.
Medan, 10 Rabi'ul Awal 1383 H / 30 Agustus 1963 M
*****
KATA PENGANTAR CETAKAN KE II.
Segala pujian bagi Allah yang Pengasih 1agi Penyayang. Selawat dan salam kepada Junjungan kita Nabi Muhammad dan kepada sekalian keluarga, shahabat dan pengikutnya.
Kemudian, dengan rasa syukur dan terima kasih, kami menyatakan kegembiraan hati atas perhatian dan sambutan yang ditujukan kepada karya kami yang tidak sepertinya ini, yaitu dengan terbitnya jilid pertama dari terjemahan "Thya• Al-Ghazali". Sehingga dalam waktu empat bulan saja (sejak dari permulaan terbitnya 4 September 1964 sampai 7 Januari 1965), sudah habis tersiar cetakan pertama, lalu kami usahakan pula untuk cetakan kedua.
Syukur, cetakan kedua ini dapat berjalan dengan lancar, karena dengan petunjuk Y M Menteri Agama Bapak Prof. K. H. Saifuddin Zuhri, yang menunjukkan jalan supaya zet hurufnya ditahan dahulu selambat-lambatnya enam bulan, tidak dibongkar untuk melihat sambutan masyarakat, agar mudah mengulangi kembali cetakannya bila diperlukan. Dan petunjuk ini disetujui pula oleh Saudara Direktur "Percetakan Imballo" Medan yangmencetak buku ini. Maka kehadapan Y .M. Menteri dan kepada Saudara Direktur "Percetakan Imballo", kami menghaturkan terima kasih yang setulus-tulusnya.
Dengan resensi yang kami baca dalam majalah "Gema Islam No. 65 tanggal 1 Desember 1964/26 Sya'ban 1384, sewaktu kami ke Jakarta baru-baru ini, dalam rangka menghadliri Seminar Nasional K.I.A.A. (Konperensi Islam Afrika Asia) di Cibogo Bogar kami memperoleh pendorong yang mengesankan di dalam lubuk jiwa raga kami, atas karya yang tidak sepertinya ini, serta bahan-bahan baru tentang usaha dan minat ulama-ulama kit.a yang terdahulu terhadap Ibya' dan usaha menterjemahkannya. Atas resensi tersebut yang ditulis oleh Saudara R.A.M. (maaf kami belum mengenal beliau), diaturkan banyak terima kasih.
Kemudian dalam sambutan dan percakapan dengan Yth. K.H. Ahmad Badawi Y ogyakarta, sewaktu kami bersama-sama sekamar di "Wisma Warta" kamar 14 tingkat 4 Jakarta, beliau meriwayatkan terjemahan Thya' di Jawa dengan huruf Pegon, yang diusahakan oleh ulama besar K.M. Saleh Semarang, yaitu "Bahagian Perbuatan Yang ?.1embina.sakan" (Al-Muhlikat) dan "Bahagian Perbuatan Yang Menyelamatkan". (Al-Munjiat), dari kitab Ill.ya'.
Menurut ketezangan Yth. K.H. Ahmad Badawi, huruf Pegon ialah huruf Arab dalam bahasa Jawa yang disusun oleh tiga orang ulama besar di pulau Jawa pada abad XVIII, yaitu : K. Nawawi Serang, K. Saleh Semarang dan K. Chalil Madura, sehingga dengan huruf Pegon itu, dapat dibaca dan dipahami oleh seluruh pelajar Agama dari pulau Jawa dan Madura, meskipun bahasa percakapan sehari-hari tidak sama.
Sesungguhnya tidak kami menduga sama sekali akan sambutan yang demikian mesra dari para sarjana dan ulama, sehingga menambahkan semangat, dan daya jiwa kami untuk menyelesaikan penyalinan dan penerbitan kedelapan jilidnya Terjemahan lhya' ini.
Waktu terbitan pertama tanggal 4 September 1964 malam Jum'at yang penuh dengan keberkatan, kami sambut dengan sedikit hafo:zh, disertai pembacaan Al-Qur-an oleh anak kami Lahmuddin AI-Bantani -pemuncak qira-atul Qur-an Sumatera Utara dan kawan-kawannya serta do'a kepada arwah Hujjatil-Islam Imam Al Ghazali, kiranya Allah swt. mencurahkan hujan rahmatNya kepada arwah Pengarang Ihya' yang kita cintai ini di dalam kuburnya.
Kemudian, mengenai dengan adanya hadits-hadits lemah di dalam Ihya', sebagaimana yang disinggung oleh Al-Ustadz AI-Fadlil Dr. HAMKA dalam sambutannya, maka atas pertanyaan yang dimajukan oleh seorang teman kami dari Yayasan Tuanku Imam Bonjol, maka dengan ini kami jelaskan, memang benar, dalam cetakan "Ihya' Ulumiddin" sendiri, pada bahagian bawahnya, oleh Al-Hafidh Al-'Iraqy diterangkan mana hadits yang lemah, hadits yang kuat dan sebagainya. Tetapi bila benar hadits itu lemah, maka tidak menjadi halangan untuk dipergunakan sebagai dalil pada bidang yang tidak menyangkut dengan hukum.
Akhirnya, kami harapkan diperbanyak ma'af, karena pada cetakan pertama itu, terdapat beberapa kesalahan koreksi dan kesilapan, yang telah kami usahakan kembali mengoreksi dan memperbaikinya pada cetakan kedua sekarang. Tetapi kalau terdapat juga kesilapan dan kesalahan nanti, kami harap diperbanyak ma'af.
Sebagai penutup, kepada Allah swt. kita berseru, kiranya kita dihujani dengan rahmat dan hidayahNya, Amiin! ! ! !.
Penterjemah.
M e d a n , 4 Ramadlan 1384 H. / 7 Januari 1965 M.
Tujuan kami dengan penyalinan ini, iaiah hendak memperkenalkan isi kitab besar yang amat termasyhur itu kepada saudarasaudara yang tidak memahami bahasa Arab, sebagaimana telah diperkenalkan oleh penulis-penulis lain dengan menyalinkannya kedalam babasa Inggeris, Perancis, Jerman dan lain-lain.
Menurut setabu kami, belumlah ada penyalinan lengkap dari Ihya • ke dalam babasa kita. Kalaupun ada selama ini, barulab merupakan penyalinan sebabagian atau beberapa bab yang dipandang penting penyalinnya. Dari itu, untuk mengisi kekosongan tersebut, maka kami memberanikan diri menyalinkannya dengan lengkap.
Cara yang kami tempuh, tidaklab penyalinan itu merupakan penyalinan harfiab, tetapi penyalinan isi dan mllksud, yang dapat dicocokkan dengan babasa Arabnya. Sehingga bagi pembaca terjemaban ini, dapat mengetabui seluruh isi dan maksud dari Ihya' seperti membaca dalam bahasa aslinya-bahasa Arab. Kami berusaha benar-benar memilih susunan bahasa yang mudah, sebagaimana Al-Ghazali sendiri menyusun kitabnya baik Ihya' atau lainnya dengan bahasa yang mudah, tetapi indah. Hanya bedanya, Al Ghazali dengan gaya babasa yang hidup bergelora, didukung oleh kebesaran dan kemasyhuran dirinya dan itu tidak ada pada diri kami.
Untuk menambabkan penjelasan, kami letakkan nama surat dan nomor ayat dari Al-Qur'an sesudah kami salinkan isinya, ha! mana yang demikian itu tidak ada pada Ihya'. Kami buatkan demikian, supaya mudah dilihat dalam Al-Qur'an bila diperlukan.
Kami menterjemahkan, mengalih bahasa dan sekedar itu saja.
Kami tidak mengemukakan sedikitpun pendapat kami didalamnya. Terserah kepada pembaca sendiri akan menilainya, sesuai atau tidaknya dengan kupasan dan buah pikiran ulama besar itu, yang t.elah hidup sembilan abad yang lampau. Lain halnya, dengan Dr. Zaki Mubarak, yang membuat disertasi untuk memperoleh gelar kesarjanaannya, dengan judul "Al-Akhlaq Inda'! . Ghazali", mengecam habis-habisan akan isi Ihya' , dimana yang tidak disetujuinya. Maka amat jauhlah kami dari yang demikian.
Adapun aslinya dalam bahasa Arab, Ihya' itu terdiri dari em pat jilid besar, maka akan kami jadikan semua jilid itu menjadi delapan jilid dalam bahasa Indonesia. Sebab kalau sejilid dalam bahasa Arab itu dibuat sejilid pula dalam bahasa Indonesia, maka akan tebal sekali, lebih dari seribu halaman.
Dengan membaca kitab Ihya' itu, dicelah-celah kupasannya yang menarik dan berkesan, maka secara tidak langsung kita dapat menyelami keadaan suasana ummat [slam dimasa itu, baik dari segi sosial, politik dan lainnya.
Saya mengucapkan terima kasih dan syukur dengan setu lus-tulusnya kehadapan J.M. Menteri Agama Bapak K.H. Saifuddin Zuhri dan kehadapan Al-Fadlil Al-Ustadz Dr. H.A. Malik Karim Amrullah (Dr. HAMKA) atas sarnbutan beliau-beliau itu atas karya saya yang tidak sepertinya ini, sehingga menambahkan kekuatan bathin, hati dan jiwa saya untuk menyelesaikan karya terjemahan Jhya' ini.
Akhirul-kalam, marilah kita bennohon kehadirat Allah Subhanahu wa Ta'ala, kiranya Dia Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, menurunkan hujan rahmat-Nya kepada AI-Ghazali di dalam kubur dan kepada kita sekalian dengan taufiq dan hidayah. Amin.
Kemudian, di mana gading yang tak retak dan manusia yang tak salah dan lupa. Dari itu, kami mengharap teguran dan kema'afan kepada kami, untuk memperbaikinya pada masa-masa yang akan datang!.
Terima kasih' ..
Penerjemah.
Medan, 10 Rabi'ul Awal 1383 H / 30 Agustus 1963 M
*****
KATA PENGANTAR CETAKAN KE II.
Segala pujian bagi Allah yang Pengasih 1agi Penyayang. Selawat dan salam kepada Junjungan kita Nabi Muhammad dan kepada sekalian keluarga, shahabat dan pengikutnya.
Kemudian, dengan rasa syukur dan terima kasih, kami menyatakan kegembiraan hati atas perhatian dan sambutan yang ditujukan kepada karya kami yang tidak sepertinya ini, yaitu dengan terbitnya jilid pertama dari terjemahan "Thya• Al-Ghazali". Sehingga dalam waktu empat bulan saja (sejak dari permulaan terbitnya 4 September 1964 sampai 7 Januari 1965), sudah habis tersiar cetakan pertama, lalu kami usahakan pula untuk cetakan kedua.
Syukur, cetakan kedua ini dapat berjalan dengan lancar, karena dengan petunjuk Y M Menteri Agama Bapak Prof. K. H. Saifuddin Zuhri, yang menunjukkan jalan supaya zet hurufnya ditahan dahulu selambat-lambatnya enam bulan, tidak dibongkar untuk melihat sambutan masyarakat, agar mudah mengulangi kembali cetakannya bila diperlukan. Dan petunjuk ini disetujui pula oleh Saudara Direktur "Percetakan Imballo" Medan yangmencetak buku ini. Maka kehadapan Y .M. Menteri dan kepada Saudara Direktur "Percetakan Imballo", kami menghaturkan terima kasih yang setulus-tulusnya.
Dengan resensi yang kami baca dalam majalah "Gema Islam No. 65 tanggal 1 Desember 1964/26 Sya'ban 1384, sewaktu kami ke Jakarta baru-baru ini, dalam rangka menghadliri Seminar Nasional K.I.A.A. (Konperensi Islam Afrika Asia) di Cibogo Bogar kami memperoleh pendorong yang mengesankan di dalam lubuk jiwa raga kami, atas karya yang tidak sepertinya ini, serta bahan-bahan baru tentang usaha dan minat ulama-ulama kit.a yang terdahulu terhadap Ibya' dan usaha menterjemahkannya. Atas resensi tersebut yang ditulis oleh Saudara R.A.M. (maaf kami belum mengenal beliau), diaturkan banyak terima kasih.
Kemudian dalam sambutan dan percakapan dengan Yth. K.H. Ahmad Badawi Y ogyakarta, sewaktu kami bersama-sama sekamar di "Wisma Warta" kamar 14 tingkat 4 Jakarta, beliau meriwayatkan terjemahan Thya' di Jawa dengan huruf Pegon, yang diusahakan oleh ulama besar K.M. Saleh Semarang, yaitu "Bahagian Perbuatan Yang ?.1embina.sakan" (Al-Muhlikat) dan "Bahagian Perbuatan Yang Menyelamatkan". (Al-Munjiat), dari kitab Ill.ya'.
Menurut ketezangan Yth. K.H. Ahmad Badawi, huruf Pegon ialah huruf Arab dalam bahasa Jawa yang disusun oleh tiga orang ulama besar di pulau Jawa pada abad XVIII, yaitu : K. Nawawi Serang, K. Saleh Semarang dan K. Chalil Madura, sehingga dengan huruf Pegon itu, dapat dibaca dan dipahami oleh seluruh pelajar Agama dari pulau Jawa dan Madura, meskipun bahasa percakapan sehari-hari tidak sama.
Sesungguhnya tidak kami menduga sama sekali akan sambutan yang demikian mesra dari para sarjana dan ulama, sehingga menambahkan semangat, dan daya jiwa kami untuk menyelesaikan penyalinan dan penerbitan kedelapan jilidnya Terjemahan lhya' ini.
Waktu terbitan pertama tanggal 4 September 1964 malam Jum'at yang penuh dengan keberkatan, kami sambut dengan sedikit hafo:zh, disertai pembacaan Al-Qur-an oleh anak kami Lahmuddin AI-Bantani -pemuncak qira-atul Qur-an Sumatera Utara dan kawan-kawannya serta do'a kepada arwah Hujjatil-Islam Imam Al Ghazali, kiranya Allah swt. mencurahkan hujan rahmatNya kepada arwah Pengarang Ihya' yang kita cintai ini di dalam kuburnya.
Kemudian, mengenai dengan adanya hadits-hadits lemah di dalam Ihya', sebagaimana yang disinggung oleh Al-Ustadz AI-Fadlil Dr. HAMKA dalam sambutannya, maka atas pertanyaan yang dimajukan oleh seorang teman kami dari Yayasan Tuanku Imam Bonjol, maka dengan ini kami jelaskan, memang benar, dalam cetakan "Ihya' Ulumiddin" sendiri, pada bahagian bawahnya, oleh Al-Hafidh Al-'Iraqy diterangkan mana hadits yang lemah, hadits yang kuat dan sebagainya. Tetapi bila benar hadits itu lemah, maka tidak menjadi halangan untuk dipergunakan sebagai dalil pada bidang yang tidak menyangkut dengan hukum.
Akhirnya, kami harapkan diperbanyak ma'af, karena pada cetakan pertama itu, terdapat beberapa kesalahan koreksi dan kesilapan, yang telah kami usahakan kembali mengoreksi dan memperbaikinya pada cetakan kedua sekarang. Tetapi kalau terdapat juga kesilapan dan kesalahan nanti, kami harap diperbanyak ma'af.
Sebagai penutup, kepada Allah swt. kita berseru, kiranya kita dihujani dengan rahmat dan hidayahNya, Amiin! ! ! !.
Penterjemah.
M e d a n , 4 Ramadlan 1384 H. / 7 Januari 1965 M.
Komentar
Posting Komentar